الاثنين، 14 يناير 2013

Sepasang sarung tinju milik petinju legendaris, Muhammad Ali, dipajang di Pameran Memorabilia Tinju yang digelar di Balai Korakuen Tokyo sejak Sabtu kemarin. Sarung tinju tersebut dipajang di salah satu sudut area yang berada di dekat pintu masuk pameran.

Seperti dilansir Boxing Scene, pelaksanaan pameran ini merupakan kerjasama antara Komisi Tinju Jepang dengan Asosiasi Tinju Profesional Jepang (JPBA). Rencananya, setiap bulan akan dipamerkan berbagai memorabilia tinju yang berbeda-beda dari para petinju legendaris. 

"Saya ingin membuat sesuatu yang luar biasa. Saya pikir ini (keberadaan sarung tinju Muhamma Adli) bisa menarik minat pengunjung," kata Ketua JPBA, Hideaki Ohashi.

Muhammad Ali dikenal sebagai petinju terhebat yang pernah ada. Mantan petinju yang kini berusia 70 tahun itu sepanjang kariernya sudah membukukan 56 kemenangan (37 menang KO) dari 62 pertandingan.

Selain sarung tinju Muhammad Ali, pameran ini juga turut menampilkan sarung tinju milik petinju Masao Oba, juara kelas terbang WBA. Juara dunia asal Jepang itu meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1973
Kematian aktivis Internet dan penggiat teknologi Aaron Swartz menyedot perhatian orang banyak, tidak hanya meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan koleganya.

Seperti diketahui, Swartz mengakhiri hidupnya di apartemen pada Jumat pekan lalu. Dugaan sementara, dia mengalami depresi berat atas tuduhan hukum pencurian data dan informasi. 

Dalam surat terbuka, pihak keluarga Swartz dan koleganya menyalahkan pengadilan Amerika Serikat menyusul kematian Swartz. Berikut bunyinya, dilansir Ars Technica, Senin 14 Januari 2013:

"Kematian Aaron bukan sekadar tragedi pribadi. Ini adalah produk dari sistem peradilan pidana yang sarat intimidasi dan melampaui batas penuntutan. Keputusan resmi yang diambil pejabat kantor kejaksaan Massachusetts, Amerika Serikat, dan pengacara di MIT (Massachusetts Institute of Technology) bertanggung jawab atas kematian Swartz.

Jaksa penuntut umum terus menuduhnya atas tuduhan kejahatan yang sejatinya tidak menimbulkan korban, dengan potensi hukuman penjara maksimal lebih dari 30 tahun. Sementara itu, tidak seperti JSTOR (Journal Storage), MIT enggan memperjuangkan Aaron.

Hari ini, kami berduka untuk orang yang sangat luar biasa dan tidak akan tergantikan untuk selama-lamanya."

JSTOR merupakan perpustakaan digital yang diciptakan oleh Andrew W Mellon Foundation. Swartz diketahui pernah mengunduh data di jurnal online tersebut, tapi kemudian dituduh mencuri data, penipuan komputer, karena dianggap mengambil informasi tidak sah dari komputer yang dilindungi.

Sementara, Chief Technology Officer (CTO) Artemis Internet, Alex Stamos membela tindakan Swartz. Stamos malah menyalahkan sistem buruk di MIT yang tidak mencegah upaya kejahatan data.

"Aaron tidak meretas situs JSTOR untuk semua kategori peretasan," kata Stamos yang juga menjadi saksi ahli dalam kasus Swartz.

Tuduhan itu membuat Swartz didakwa atas penipuan komputer dan tindakan lainnya terkait pengunduhan artikel JSTOR di MIT secara ilegal. Ia mengaku tak bersalah dan rencananya sidang akan dimulai pada April mendatang.
Hennessey Venom GT baru saja mencetak rekor dunia sebagai mobil dengan akselerasi tercepat di dunia. Supercar itu cuma butuh 13,63 detik untuk bisa melaju dari posisi diam ke 300 km/jam.

Dilansir Inautonews, Senin 14 Januari 2013, tenaga 'bengis' Venom GT dihasilkan dari mesin V8 twin turbo 7.0 liter yang dapat menghasilkan 1.500 tenaga kuda. 

Rekor itu sendiri tercipta saat Hennessey Venom GT dikendarai oleh pembalap The Smoking Tire and Tuned, Matt Farah. 

Supercar yang bermarkas di Texas, AS itu berhasil mengalahkan catatan kecepatan akselerasi 0-300 km/jam sebelumnya, yang dipegang oleh Koenigsegg Agera R. Hennessey Venom GT unggul 0,9 detik dari Koenigsegg Agera R.

Hennessey Venom GT juga sukses membedaya mobil tercepat sejagat Bugatti Veyron soal akselerasi. Untuk 0-300 km/jam, Bugatti membutuhkan waktu dua dua kali lebih banyak dari Venom GT atau 24,2 detik.